• Tlp/Fax: (0541) 661073 – 661954
  • disbun@mail.kukarkab.go.id
Harga Karet Membaik, Produksi Naik
04 Juni 2018 Admin Website Artikel 670
Harga Karet Membaik, Produksi Naik  Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin. Deskripsi untuk pengenalan tumbuhan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.). Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat ini sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan. Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet. Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masa TBM 5 tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun. [caption id="attachment_1625" align="alignright" width="311"] Perkembangan Luas Kebun Karet Rakyat[/caption] Di kabupaten Kutai Kartanegara karet dikembangkan diseluruh kecamatan. Kecamatan Marang Kayu, Muara Badak, dan Kota Bangun merupakan kecamatan yang menjadi sentra tanaman karet. Luasan tanaman karet sampai dengan tahun 2017 adalah 18.287,74 Hektar dengan produksi mencapai 16.129 Ton lump. Produksi karet pada tahun 2017 mencapai titik tertinggi selama beberapa tahun terakhir. Untuk diketahui, produksi karet mengalami penurunan dari 13.426 ton pada tahun 2013 menjadi 9.206,50 ton pada tahun 2014. Tren penurunan ini terus berlanjut sampai dengann tahun 2016. Penurunan produksi karet disebabkan karena harga yang rendah sehingga tidak menguntungkan secara ekonomis bagi petani untuk melakan penyadapan. Sehingga petani tidak melakukan penyadapan terhadap karet yang ditanam.
Pada tahun 2017, produksi karet meningkat sebesar 227% jika dibandingkan dengan tahun 2016. Hal ini dikarenakan harga lump ditingkat petani mengalami kenaikan menjadi sebesar : Rp. 6.984/Kg. Jika harga lump terus stabil, dan atau mengalamai peningkatan, produksi karet diprediksi akan terus meningkat, dan kesejahteraan petani karet juga akan terus meningkat. Sukses untuk petani karet !(Inp)
  Sumber :
  1. http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=6146
  2. Data Statistik Perkebunan 2017
*Penilaian Anda [qsm_link id=2]Click here [/qsm_link]

Artikel Terkait

Cegah dan Atasi Kebakaran Lahan dan Kebun...